Senin, 06 April 2009

Kampanye Melalui FACEBOOK

Pemilu di Indonesia semakin dekat musim tebar pesona telah tiba, bendera dan gambar caleg pun bertebaran di jalan-jalan. Tidak jarang spanduk-spanduk kampanye ini sering disita aparat. Padahal jika mau memanfaatkan teknologi, sebenarnya ada cara murah promo diri lewat internet. Dijaringan dunia maya yang populer saat ini adalah Facebook, yang tak lain adalah jaringan komunitas pertemanan online yang saat ini mempunyai 150 juta anggota, 700 ribu diantaranya adalah orang indonesia.

Fenemena ber-Facebook sekarang menjalar di masyarakat, tak terkecuali oleh para anggota dewan atau calon legislatif yang ingin menjaring para pemilih dan juga menjadi ajang promosi bagi mereka menghadapi pemilu mendatang.

Pemain lama di dunia Facebook salah satunya adalah anggota DPR fraksi Partai Golkar, Ferry Mursyidan Baldan. Sudah setahun dia aktif "ber-facebook ria". Menurutnya Facebook bisa mempublikasikan hasil kerjanya sebagai politikus Senayan.
Bagi Ferry, Facebook makin membuatnya makin dikenal orang, apalagi cara daftarnya mudah dan gratis.

Ternyata Facebook juga dapat digunakan untuk menggalang dana kampanye seperti yang dirasakan Budiman Sudjatmiko. "Saya mengirim surat atau laporan dalam jaringan Facebook, dan melakukan penggalangan dana politik untuk kampanye, lumayan juga walaupun tidak terlalu besar jumlahnya." kata calon anggota legislatif dari PDI Perjuangan tersebut.

Facebook semakin populer karena ikut membantu popularitas Barak Obama saat kampanye Presiden Amerika beberapa waktu lalu.
Meski terbukti efektif untuk menggalang suara sebanyak-banyaknya namun tetaplah produk yang dipasarkan itulah yang menjadi penentu.

Pakar pemasaran Hermawan Kartajaya berkata, seefektif apapun network marketing entah itu lewat Facebook, Youtube dsb, tetap yang dinilai adalah produk dari orangnya sendiri. Marketing apapun itu tidak dapat menolong kalau produknya kurang bagus.
Hermawan menilai Para caleg tidak bisa hanya mengandalkan facebook, harus ditunjang cara efektif lain dengan sistem "low budget high risk", yang juga membutuhkan sedikit biaya tapi punya dampak cukup besar.

Tidak ada komentar: